sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Krisis Evergrande, Manipulasi Pendapatan hingga Bos Dilarang Main Saham Seumur Hidup

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
20/03/2024 15:35 WIB
Krisis properti di China menjadi sorotan dalam dua tahun terakhir tatkala China Evergrande mengalami kasus gagal bayar obligasi.
Krisis Evergrande, Manipulasi Pendapatan hingga Bos Dilarang Main Saham Seumur Hidup. (Foto: MNC Media)
Krisis Evergrande, Manipulasi Pendapatan hingga Bos Dilarang Main Saham Seumur Hidup. (Foto: MNC Media)

Hui ditempatkan di bawah pemantauan polisi pada September 2024 dan keberadaanya saat ini tidak diketahui. Meski demikian, sampai saat ini belum ada tuntutan pidana terhadap Hui.

Hui pernah menjadi orang terkaya kedua di Asia, dengan harta mencapai USD42 miliar pada 2017.  Kekayaannya kini anjlok menjadi sekitar USD1 miliar setelah perusahaannya gagal bayar utang pada 2021.

Saham Evergrande anjlok dan akhirnya ditangguhkan dari perdagangan. Perusahaan tersebut menerima perintah likuidasi dari pengadilan Hong Kong pada Januari 2023.

Perusahaan itu sendiri akan diwajibkan untuk melakukan koreksi dan diberi peringatan, sekaligus denda CNY4,175 miliar atau setara USD580 juta.

CSRC menyalahkan Hui sebagai dalang utama kasus penipuan ini. Dia disebut memerintahkan bawahannya untuk menggelembungkan laporan keuangan tahunan Hengda.

Utang Evergrande yang luar biasa besar menjadi simbol krisis di pasar properti China yang berlangsung selama bertahun-tahun. Dampak dari krisis ini memukul kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Krisis properti yang telah berlangsung sejak akhir 2022 ini juga berkontribusi pada kinerja pasar saham Hang Seng Hong Kong dan Shanghai Composite yang merana sepanjang tahun lalu.

Melansir Trading Economics, investasi properti di China turun menjadi -9,60 persen pada bulan Desember 2023 dari -9,40 persen pada bulan November 2023.

Investasi properti di China rata-rata sebesar 17,78 persen dari tahun 1998 hingga 2023, mencapai angka tertinggi sepanjang masa sebesar 50,20 persen pada bulan Februari 2004 dan rekor terendah sebesar -16,30 persen pada Februari 2020.

Imbas krisis properti yang belum terselesaikan ini, membuat sejumlah regulator di Beijing terus memberikan stimulus untuk memacu penjualan di sektor ini.

Terbaru, Bank Rakyat China (PBOC) mempertahankan suku bunga pinjaman acuan tidak berubah pada penetapan bulan Maret, seperti yang diperkirakan secara luas.

Suku bunga dasar pinjaman (LPR) satu tahun, yang menjadi acuan sebagian besar pinjaman korporasi dan rumah tangga, dipertahankan pada 3,45 persen. Sementara itu, suku bunga lima tahun, yang menjadi acuan untuk KPR properti, dipertahankan pada 3,95 persen menyusul penurunan terbesar yang pernah terjadi sebesar 25bps pada bulan Februari.

Kedua suku bunga tersebut berada pada rekor terendah, karena bank sentral berupaya untuk memacu perputaran perekonomian dalam menghadapi hambatan dari sektor properti dan kepercayaan konsumen yang mendekati rekor terendah. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement