sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Lebih Dekat dengan Istilah Bubble Burst di Startup

Economics editor Tim Litbang MPI
07/06/2022 17:17 WIB
Istilah bubble burst sedang ramai diperbincangkan. Hal ini lantaran sejumah perusahaan rintisan (startup) di Indonesia melakukan pemutusan hubungan kerja.
Lebih Dekat dengan Istilah Bubble Burst di Startup. (Foto: MNC Media)
Lebih Dekat dengan Istilah Bubble Burst di Startup. (Foto: MNC Media)

Panik

Ketika gelembung sudah pecah, maka terbentuk tahap panik. Harga aset akan menukik tajam. Para investor harus berhadapan dengan jatuhnya nilai kepemilikan aset. Mereka pun akan segera mencairkan aset dengan harga berapa pun. Karena pasokan mendominasi permintaan, harga aset merosot tajam.

Fenomena PHK massal oleh perusahaan rintisan (startup) seperti JD.ID, LinkAja, TaniHub, hingga Zenius dihubungkan dengan bubble burst. Apakah saling berkaitan?

Menurut Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Fintech Indonesia, Rudiantara, apa yang terjadi pada perusahaan startup yang mem-PHK karyawannya bukanlah bubble burst. Ia menambahkan, apabila ada letupan, maka itu merupakan hal yang wajar.

Menurut Rudiantara, kejadian yang terjadi saat ini bukan guncangan luar biasa seperti yang terjadi pada industri internet di tahun 1990-an yang dikenal dengan dotcom bubble.

Selain itu, ia menyebut, startup seperti bisnis pada umumnya, tidak semuanya dapat sukses. Terdapat sekitar 10 persen startup yang tidak dapat melewati tahun pertama. Sementara 90 persen lainnya tidak dapat melewati lima tahun pertama. Karena itu, 10 persen startup yang berhasil melewati lima tahun, sudah dianggap cukup bagus. Rudi mengatakan, yang terjadi saat ini adalah sesuatu yang biasa.

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement