IDXCHannel - Pertumbuhan ekonomi China terus melambat seiring dengan kebijakan nol Covid yang mengakibatkan permintaan global ke negara tersebut turun.
Adapun angka pertumbuhan ekonomi China untuk periode Juli hingga September berpeluang meningkatkan kemungkinan terjadinya resesi global. Saat ini pertumbuhan ekonomi negara tirai bambu itu belum mencapai target yang diharapkan yakni di angka 5%.
Sementara itu, mata uang China (Yuan) berada di tingkat terburuknya dalam beberapa dekade terakhir. Hal ini membuat investor ragu dan memicu adanya ketidakpastian di pasar keuangan sehingga menyulitkan bank sentral untuk memompa uang ke dalam perekonomian.
Masalah ini terjadi bersamaan ketika elektabilitas Presiden Xi Jinping sedang memuncak. Ia diharapkan dapat mengamankan masa jabatan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya di Kongres Partai Komunis (CPC).
Dilansir dari bbc.com pada Senin (10/10/2022), lima alasan di balik melemahnya pertumbuhan ekonomi China.
1. Kebijakan Nol Covid menimbulkan masalah
Wabah Covid di beberapa kota, termasuk pusat manufaktur seperti Shenzhen dan Tianjin, telah merusak aktivitas ekonomi di seluruh industri. Masyarakat yang tidak menghabiskan uang untuk hal-hal seperti makanan dan minuman, ritel atau pariwisata, membuat mayoritas pelayanan masyarakat berada di bawah tekanan.