“Setiap tahapannya itu dimasukkan nilai. Misalnya, apakah dia bisa ke kamar mandi range nilai antara 1 sampai 5, hasilnya dia hanya range 2. Dengan proses itu, nanti aplikasi yang menentukan, menyimpulkan dia istitha'ah atau tidak,” jelas Liliek.
“Lewat sistem ini, kami harapkan hasil pemeriksaan kesehatan benar-benar objektif. Dengan inovasi, yang paling utama adalah kami memang melakukan penyaringan untuk menentukan, jemaah layak terbang atau tidak, itu yang kita perketat,” sambungnya.
4. Implementasi ramah lansia
Demi mendukung kesehatan jamaah haji lansia, ada pula program implementasi ramah lansia. Program ini sudah dimulai pada penyelenggaraan ibadah haji 2023 dan kembali diterapkan secara matang di 2024.
Dalam program ini, setiap petugas yang sudah dinyatakan lulus meskipun belum berangkat akan dilibatkan dalam kegiatan manasik haji.
Pada manasik sebelum keberangkatan, terdapat kegiatan pengukuran kebugaran untuk jamaah haji. Selama manasik, kesehatan jamaah haji dimonitor untuk memastikan jamaah sudah benar-benar sehat secara fisik dan mental saat berangkat.