sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Luhut Pastikan Program Penangkap dan Penyimpanan Karbon (CCS) Lanjut di Era Prabowo

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
31/07/2024 13:03 WIB
Luhut memastikan implementasi program Penangkapan dan Penyimpanan karbon atau CCS (Carbon Capture Storage) akan dilanjutkan oleh Prabowo.
Luhut Pastikan Program Penangkap dan Penyimpanan Karbon (CCS) Lanjut di Era Prabowo. (Foto: MNC Media)
Luhut Pastikan Program Penangkap dan Penyimpanan Karbon (CCS) Lanjut di Era Prabowo. (Foto: MNC Media)

Sebagai contoh, proyek CCS Quest yang berada di Kanada membutuhkan investasi hingga USD1,35 miliar atau setara Rp21,99 triliun (kurs:16.290) untuk kapasitas 1,2 juta ton CO2 per tahun.

Berdasarkan data Kemenko Marves, Indonesia memiliki potensi kapasitas penyimpanan Co2 mencapai 400 hingga 600 gigaton di depleted reservoir dan saline aquifer, dengan perkiraan puncak emisi tebus 1,2 gigaton Co2 per tahun pada 2030 mendatang.

"Kami paham CCS membutuhkan banyak dukungan dari para pelaku usaha hingga Pemerintah. Jadi sekali lagi CCS untuk Indonesia sangat penting sebagai upaya dekarbonisasi," kata Luhut.

Tantangan selanjutnya yaitu dari sisi dukungan regulasi, Luhut menilai regulasi terkadang justru menjadi penghambat datangnya investasi. Hal ini dikarenakan penerbitan persetujuan atau approval dari Kementerian atau Instansi terkait tidak kunjung terbit.

"Kita regulasi-regulasi, kita buat, jangan berbelit-belit. Jangan sampai berhari-hari atau berhari-hari untuk mendapatkan approval. Ya kan enggak bener itu. Itu kita perbaiki sekarang," kata Luhut.

(Febrina Ratna)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement