"Mengurangi impor BBM sebesar 20 ribu kilo liter secara langsung menghemat devisa negara USD10 juta," imbuhnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, pemberian bantuan dilakukan melalui bengkel konversi berdasarkan verifikasi. Saat ini telah tersedia 21 bengkel yang mendapat sertifikat dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dengan kapasitas konversi hampir 2.000 unit per bulan.
"Jadi untuk memenuhi target konversi sebanyak 50 ribu unit dibutuhkan tambahan dari bengkel-bengkel konversi yang ada dan kami akan melakukan pelatihan di beberapa tempat," terangnya.
Untuk tahun ini, target penerima subsidi konversi sebanyak 50 ribu unit. Sementara tahun depan 150 ribu unit dengan besaran subsidi yang sama yakni Rp7 juta per unit.