sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Menakar Peran SBN sebagai Penopang Ekonomi Indonesia 2023

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
03/03/2023 08:00 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menekankan ketahanan performa ekonomi makro Indonesia pada 2023 akan bergantung pada obligasi.
Menakar Peran SBN sebagai Penopang Ekonomi Indonesia 2023. (Foto: MNC Media)
Menakar Peran SBN sebagai Penopang Ekonomi Indonesia 2023. (Foto: MNC Media)

Kinerja SBN 2022 hingga Awal 2023

Era suku bunga tinggi menyebabkan pasar obligasi sejumlah negara cukup kompetitif di sepanjang tahun lalu, tak terkecuali Indonesia hingga akhir 2022 dan bahkan memasuki awal 2023.

Investor asing tampaknya lebih memilih memarkir dananya di pasar obligasi pemerintah RI ketimbang di bursa saham saat ini.

Potensi resesi pada 2023 kemungkinan turut menjadi alasan asing berinvestasi di aset berisiko rendah.

Berdasarkan data Kemenkeu, pasar SBN RI berkinerja positif sepanjang triwulan IV tahun 2022 yang tercermin dari terjaganya imbal hasil (yield) SBN di tengah melonjaknya yield surat utang negara-negara emerging markets atau negara dengan ekonomi rendah menuju menengah.

Menurut catatan Kemenkeu, hingga akhir 2022, asing hanya memiliki SBN sekitar belasan persen saja. Per akhir Desember tahun lalu, kepemilikan asing di SBN mencapai 14,36% atau sebesar Rp762,2 triliun. 

Memasuki 2023, pasar SBN terpantau kembali bergeliat. Kepemilikan asing dalam SBN yang diperdagangkan tercatat menurun per akhir Februari 2023. Tercatat jumlah uang asing masuk sebesar Rp804,32 triliun per Februari, turun dari Januari yang tercatat sebesar Rp 811,89 triliun. Ini artinya, dalam sebulan, asing kabur sebanyak Rp7,57 triliun.

Apabila dilihat secara year to date (YTD), RI mengalami capital inflow (aliran dana asing masuk) dari SBN sebesar 5,53% atau hingga akhir Februari 2023.

Ini sejalan dengan proyeksi BI tentang pentingnya peran SBN sebagai penopang ekonomi RI.

Menurut proyeksi Trading Economics, Obligasi Pemerintah Indonesia tenor 10 Tahun diperkirakan akan diperdagangkan pada yield 6,85 persen pada akhir kuartal ini, menurut model makro global Trading Economics dan ekspektasi analis.

Ke depan, obligasi pemerintah RI diperkirakan akan diperdagangkan pada level yield 7,03 persen dalam waktu 12 bulan. (ADF)

Halaman : 1 2 3 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement