"Jadi misalnya impor kita USD100 juta, data kita BPS. Data di luar, kita bisa USD300 juta. Ini jauh sekali, rupanya ini yang kita ingin cari di mana ini masalahnya," kata Zulhas.
Sementara itu, Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, pihaknya mengapresiasi rencana pembentukan Satgas yang diajukan oleh Mendag. Baginya, inisiasi adalah bentuk dari solusi mencari akar permasalahan dari impor yang marak di pasar domestik.
"Jadi memang yang diutarakan Pak Mendag untuk propose membuat Satgas ini baik sekali. Karena di sini pentingnya bergotong-royong antara pemerintah dengan dunia usaha. Jadi di sisi inilah kita mencari solusi, bukan saling menyalahkan," ujar Arsjad.
Ihwal rencana tugas Satgas tersebut, Arsjad menuturkan, diperlukannya pengecekan lapangan guna memastikan data impor sesuai dengan fakta.
"Kita melihat pertama, mulai dari mengecek di lapangan, tapi labelnya kita harus lihat juga, HS Code juga, kita lihat datanya dan juga melihat safe guard nanti ke depan bagaimana, kita harus mendalami," katanya.
(YNA)