sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Mengejar Target Investasi Indonesia di Semester II 2023

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
24/07/2023 18:19 WIB
Penanaman Modal Asing (PMA) memainkan peran penting dalam membentuk lanskap ekonomi Asia Tenggara.
Mengejar Target Investasi Indonesia di Semester II 2023. (Foto: MNC Media)
Mengejar Target Investasi Indonesia di Semester II 2023. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Penanaman Modal Asing (PMA) memainkan peran penting dalam membentuk lanskap ekonomi Asia Tenggara. Mari terus memupuk pertumbuhan dan peluang di kawasan.

Laporan World Investment Report 2023 UNCTAD, menemukan, setelah rebound yang kuat pada 2021, FDI global kembali turun 12 persen pada tahun lalu menjadi USD1,3 triliun.

Adanya krisis global yang tumpang tindih seperti perang di Ukraina, meroketnya harga pangan dan energi yang tinggi, serta tingginya inflasi dan melonjaknya utang publik membebani investasi global.

Penurunan tersebut dirasakan terutama di negara maju, di mana FDI turun sebesar 37 persen menjadi USD378 miliar.

Meski demikian, aliran investasi ke negara berkembang tumbuh sebesar 4 persen meskipun tidak merata. Dengan beberapa negara berkembang besar menarik sebagian besar investasi sementara aliran ke negara kurang berkembang menurun.

Secara khusus, investasi di Asia Tenggara sepanjang 2022 juga tercatat menggembirakan dengan Singapura menikmati pertumbuhan investasi signifikan. Negeri Singa memperoleh FDI senilai USD141,2 miliar sepanjang tahun lalu. Diikuti Indonesia di posisi ke dua dengan perolehan USD22 miliar.

Berikut adalah arus masuk FDI untuk negara-negara Asia Tenggara berdasarkan World Investment Report 2023 oleh UNCTAD:

Sebagai catatan positif, pengumuman proyek investasi hijau naik 15 persen pada tahun 2022, tumbuh di sebagian besar wilayah dan sektor.

Industri yang berjuang menghadapi tantangan rantai pasokan, termasuk elektronik, semikonduktor, otomotif, dan permesinan, mengalami lonjakan proyek, sementara investasi di sektor ekonomi digital melambat.

Investasi global pada sektor energi terbarukan, termasuk matahari dan angin, juga terus tumbuh. Namun angka ini lebih lambat 8 persen dari pertumbuhan 50 persen yang tercatat pada 2021.

Khususnya, proyek pembuatan baterai kendaraan listrik yang meningkat tiga kali lipat menjadi lebih dari USD100 miliar pada 2022.

Laporan tersebut juga mencatat bahwa perusahaan minyak global secara bertahap menjual aset bahan bakar fosil dengan tarif sekitar USD15 miliar per tahun. Sebagian besar aset ini dijual kepada perusahaan ekuitas swasta yang tidak terdaftar dan operator yang lebih kecil.

Investasi RI Sepanjang 2023

Secara khusus, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi RI pada semester I 2023 mencapai Rp 678,7 triliun. Angka ini 48,5 persen dari target investasi 2023 sebesar Rp 1.400 triliun (USD 95,5 miliar) dari dalam dan luar negeri.

Realisasi investasi semester I-2023 ini mengalami peningkatan 16,1 persen, dibandingkan dengan periode yang sama 2022. Investasi semester I-2023 ini berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja Indonesia 849.181 orang.

"Jadi saya optimis karena kita sudah lewati semester, insya Allah (realisasi investasi 2023) bisa mencapai Rp 1.400 triliun,"  kata Menteri  Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Jumat(21/7/2023).

Adapun berdasarkan data Trading Economics, penanaman Modal Asing Langsung (FDI) ke Indonesia yang tidak termasuk investasi di sektor perbankan dan minyak dan gas, meningkat sebesar 14,2 persen secara tahun-ke-tahun (yoy) menjadi Rp 186,3 triliun (USD 12,59 miliar) pada kuartal Juni 2023.

Namun, Trading Economics mencatat, Ini merupakan peningkatan terlemah dalam 1,5 tahun di mana sempat terjadi lonjakan 20,2 persen pada periode sebelumnya.

Penurunan ini diyakini berkaitan dengan sikap investor yang memilih pendekatan wait and see menjelang pemilihan umum (pemilu) pada Februari 2024 mendatang.

Penerima terbesar FDI pada periode tersebut adalah industri logam dasar, diikuti oleh sektor transportasi, pergudangan dan telekomunikasi, serta kimia dan farmasi. 

Di antara sumber FDI terbesar adalah dari negara Singapura, China, Hong Kong, Jepang, dan Malaysia. 

Di pasar modal, sepanjang 2023 investor asing sempat mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp20,129 triliun.

Di tengah lesunya iklim investasi global, Indonesia masih bisa menjadi titik cerah bagi FDI ke depan jika stabilitas politik nasional bisa dijaga jelang tahun pemilu. (ADF)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement