"Kemudian ukuran yang menjadi kesepakatan internasional menurut indikator Bank Dunia, penduduk miskin ekstrem itu apabila rata-rata pengeluaran berada di posisi USD1,9 per kapita per bulan. Jadi sekali lagi, USD1,9 per kapita per bulan," katanya.
Muhadjir mengatakan saat ini Indonesia telah berfokus dalam percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem sebagaimana diamanatkan dalam Inpres Nomor 4 Tahun 2022, di mana di Inpres ini Kemenko PMK ditugasi langsung oleh Presiden sebagai koordinator.
"Dalam Inpres tersebut menegaskan bahwa target percepatan penghapusan kemiskinan ekstrim tahun 2024 mencapai 0 persen. Sehingga waktunya tinggal 5 bulan, untuk memastikan berapa target kita bisa mendekati 0 persen ini," tuturnya.
Muhadjir membeberkan saat ini capaian indikator makro yang terkait dengan kemiskinan memberikan hasil yang menggembirakan, dari data BPS, yang baru saja dilansir oleh BPS menyatakan bahwa pertama Generatio telah mengalami penurunan signifikan pada Maret 2024 yaitu mencapai 0,379 poin.
"Penurunan sebesar 0,009 poin dari tahun sebelumnya sebesar 0,388 poin pada Maret 2023. Kita tahu bahwa rentangan indeks Gini, itu adalah 0 sampai 1 semakin mendekati 0, semakin bagus semakin mendekati 1 semakin tidak bagus. Jadi kalau semakin kecil itu artinya bagus artinya mendekati 0. Kita, posisi kita sekarang adalah 0,379 poin yang semula 0,388 poin. Sehingga telah terjadi penurunan atau pengurangan yaitu 0,009 poin," ujarnya.