Dalam kesempatan yang sama, Eskekutif for Essential Service Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai salah satu program tersebut bisa saja berjalan sesuai dengan target yang telah ditentukan lantaran proyeknya yang sudah jelas dan ada.
Terlebih lagi, beberapa bulan yang lalu ada hibah dari Amerika Serikat (AS) ke Medco untuk studi kelayakan. Di sisi lain, program tanah laut masih menunggu pendanaan JETP.
“Paling tidak pendanaan JETP kalau enggak dari IPG dari banknya yang GFANS itu. Bisa aja asal ada proyeknya. Kan GFANS bisa tap in masuk, makannya targetnya adalah akhir Oktober ini CIPP-nya sudah sepakat. Karena bulan November itu kan udah deal-nya udah tanda tangan," tuturnya.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin mengungkapkan pihaknya bakal segera menyelesaikan proses kurasi proyek-proyek yang akan didanai JETP.
Proyek-proyek tersebut akan tergabung dalam dokumen rencana kebijakan dan investasi komprehensif atau comprehensive investment and policy plan (CIPP). Akan ada lima kategori proyek dalam dokumen tersebut, di antaranya pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan dan pengurangan pembangkit listrik tenaga fosil.
(FRI)