IDXChannel - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total ekspor Indonesia di sepanjang 2022 mencapai USD291,98 miliar, pencapaian ini naik 26,07 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun ekspor nommigas sepanjang 2022 mencapai USD275,86 miliar atau meningkat 25,80 persen.
"Namun jika dilihat dari share ekspor nonmigas selama Januari-Desember 2022, terbesarnya berasal dari bahan bakar mineral, di mana nilai ekspornya mencapai USD54,98 miliar dan memiliki total share ekspor nonmigas sebesar 19,92 persen. Kemudian tersebar kedua adalah lemak dan minyak hewan/nabati dengan nilai ekspornya mencapai USD35,20 miliar dan memiliki total share ekspor nonmigas sebesar 12,76 persen," ujar Margo dalam rilis resmi BPS di Jakarta, Senin(16/1/2023).
Margo mencatat menurut sektornya, pada periode Januari-Desember 2022, nilai ekspor tertinggi terjadi pada sektor industri pengolahan yaitu sebesar USD206,35 miliar. Sedangkan jika dilihat dari kenaikannya, tertinggi pada sektor pertambangan dan lainnya tumbuh sebesar 71,22 persen.
"Ekspor non migas sendiri sudah menyumbang 94,51 persen dari total ekspor Januari-Desember 2022. Share terbesar dari ekspor nonmigas yaitu pada sektor industri sebesar 70,67 persen," terangnya.
Selain itu Margo mencatat terkait peningkatan dan penurunan terbesar ekspor nonmigas beberapa golongan barang HS 2 digit. Kata dia, pada sektor nonmigas yakni yang tertinggi diduduki oleh bahan bakar mineral HS 27 sebesar USD22,15 miliar atau naik 67,46 persen. Jika, dilihat dari volumenya naik 7,27 persen.
Sementara, penurunan terbesar ekspor nonmigas terjadi pada karet dan barang dari karet HS 40. Selama setahun terakhir ini jika dibandingkan tahun 2021, mengalami penurunan sebesar USD0,72 miliar atau turun 10,13 persen. Dilihat dari volumenya turun 11,60 persen.
"Berdasarkan negara tujuan penurunan terdalam terjadi ekspor ke Amerika Serikat, Tiongkok dan Jepang," sebut Margo.
Margo melanjutkan, sepanjang tahun 2022 ia mencatat peningkatan terbesar ekspor nonmigas terjadi di negara Tiongkok yakni sebesar USD 12,46 miliar. Adapun komoditasnya adalah besi dan baja, nikel, serta biji terak dan abu logam.
"Kemudian di susul oleh negara India, Jepang, Filipinan, dan Malaysia," imbuhnya.
Sedangkan penurunan terbesar ekspor nonmigas yakni di negara Ukraina, Mesir, Myanmar, Georgia, dan Rusia. (RRD)