IDXChannel – Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjelaskan, produksi sorgum harus terus ditingkatkan sebagai bahan pangan alternatif pengganti gandum hingga beras. Terlebih, Presiden Joko Widodo telah mengamanatkan agar dilakukan diversifikasi (memperbanyak variasi) bahan pangan. Salah satunya melalui pengembangan lahan dan hilirisasi sorgum di NTT.
Moeldoko pun mengaku tertantang untuk mengembangkan tanaman sorgum di Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia pun mentargetkan penanaman sorgum minimal dapat menyentuh luasan lahan 400 hektare pada tahun ini.
“Jadi pangan tidak hanya berfokus pada jagung kedelai dan beras, jangan. Tetapi ada diversifikasi lain yang bisa kita eksploitasi. Sorgum, yang kedua Sagu. Ini juga bisa sangat massif kita gunakan,” kata Moeldoko dalam keterangannya, Jumat (16/4/2023).
Moeldoko menambahkan, pengembangan tanaman sorgum juga bisa menjadi lompatan untuk menurunkan angka stunting di NTT. Sebab, sorgum mengandung nutrisi seperti protein, serat, vitamin, dan mineral yang dapat membantu kebutuhan gizi pada anak.
Selain itu, dengan menanam sorgum di lahan-lahan tandus dan marginal, juga memberikan peluang ekonomi baru bagi petani dan masyarakat setempat.
“Semua dari sorgum ini bermanfaat dan punya nilai ekonomi tinggi. Untuk itu pemerintah siapkan offtakernya agar petani lebih semangat menanam sorgum dan bisa hidup sejahtera,” terangnya.
Moeldoko yang juga Ketua HKTI ini mengingatkan, bahwa pemerintah telah menyusun roadmap pengembangan sorgum di NTT. Tahap awal, dengan mempersiapkan lahan seluas 15.000 hektar. Tahap kedua, 50.000 hektare, dan tahap ketiga ditargetkan mencapai 200.000 hektare.
“Selain lahan, pemerintah juga sekarang sedang menyiapkan pembibitan atau benih sorgum nasional di Waingapu. Jadi empat puluh lima persen dari hasil panen sorgum digunakan untuk benih dan ditanam kembali,” jelasnya.
Seperti diketahui, pada Rabu (12/4), Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bersama Bupati Sumba Timur melakukan panen raya sorgum di atas lahan seluas 50 hektare yang dikelola oleh PT Sorgum Moelti Agriculture, di Waingapu.
Panen di atas lahan seluas 50 hekter tersebut, diperkirakan dapat mencapai 100 biji kering dengan 250 ton biji basah. Adapun benih yang dipakai untuk sorgum merupakan varietas super 1.
Sebenarnya, luasan lahan yang disiapkan PT SMA untuk penanaman dan pengolahan sorgum seluas 3.200 hektare. Hanya saja, musim panen tahun ini yang dipakai sebesar 200 hektare. Sedangkan lahan yang bisa dipanen hanya 50 hektare dari 100 hektare yang tertanam.
“Kena serangan hama belalang pada fase kecilnya. Sisa lima puluh hektare yang kita maksimalkan,” ucap Manager Project PT SMA Hermanto.
(SLF)