Namun Syafril mengaku bahwa dirinya pernah mencoba menjajakan barang dagangannya melalui toko online, namun seminggu berselang, barang dagangannya hanya terjual 1 saja.
"Saya pernyah coba online juga, dikasih tau sama teman saya, ya seminggu cuma laku 1. Jadi susah, namanya kita itu gak bisa." Sambungnya.
Kini Syafril harus berusaha lebih untuk menutupi sewa kios meski pelanggan yang berbelanja di tokonya tak seramai sebelum pandemi covid 19.
Syafril menyebut, sebelum Penerapan PPKM berlevel ini, dirinya bisa meraup omset hingga Rp 500 ribu perhari, namun kondisi saat ini berbanding terbalik dengan apa yang pernah didapatkannya.
"Boro-boro beli, yang lewat saja tidak ada, Sebelum PPKM itu 500 samapai 300 ribu ada juga. Sekarang, sudah dua hari saya dagang, satu potong pun, tidak ada yang laku."Keluhnya.