Pasalnya, E-katalog terdahulu belum sepenuhnya menggunakan sistem end to end, layaknya sebuah marketplace. Sehingga, hal itu membuat lemah pada sejumlah fitur E-katalog. Misalnya pembuatan akun, tayang produk, transaksi, melacak, pengiriman, hingga sistem pembayaran.
Kendati begitu, kelemahan E-katalog bisa diatasi setelah LKPP dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, meluncurkan E-katalog versi terbaru atau V 6.0, pada Kamis sore tadi.
Harapannya aksi pembaharuan pada aplikasi belanja online pemerintah ini juga ikut mendorong jumlah tayang produk karena telah menerapkan sistem end to end. Di mana, sistemnya lebih responsif, tidak membingungkan, simpel, dan mudah diakses dari berbagai jenis perangkat.
“Dari sisi nilai transaksi, karena sistemnya sudah dirancang and to and. Maupun dari sisi pemanfaatan penggunaan karena pasti servernya lebih tangguh,” paparnya.
“Pada akhirnya pada kesempatan ini kepada rekan-rekan, terutama pada Telkom kami ucapkan terima kasih atas supporting-nya, juga kepada Pak Anas dan Kepala LKPP senior lainnya kami ucapkan terima kasih atas inisiasi pengembangan LKPP dengan baik, dan utama saya ucapkan terima kasih pada skuad tim LKPP,” pungkasnya.
(FRI)