CEO KIS Group KR Raghunath, menyampaikan bahwa hari ini adalah hari yang bersejarah bukan hanya untuk Indonesia, tapi industri kelapa sawit secara keseluruhan. Di mana produksi BioCNG secara komersial bisa dilakukan dalam skala besar. Kapasitas terpasang dari pabrik ini mencapai 350 MMBTU per hari dan akan terus ditingkatkan hingga 12 bulan ke depan.
BioMethane/BioCNG perdana produksi mereka itu juga telah dikirim ke Unilever Oleochemical Indonesia untuk digunakan sebagai bahan bakar green menggantikan bahan bakar fosil yang digunakan sebelumnya. Unilever Indoneisa menargetkan mencapai NetZero dengan mengganti bahan bakar fosil dengan BioMethane.
"Ini proyek pertama kali dari 25 proyek BioCNG plant yang sudah direncanakan. Kami membutuhkan 25 proyek BioCNG Plant ini secara keseluruhan untuk memenuhi syarat kontrak pasokan BioCNG yang sudah kami Tanda tangani dengan beberapa pihak termasuk Pertamina dan PGN," kata Raghunath.
KIS Group, jelas Raghunath menargetkan pembangunan 25 pabrik bio-CNG dengan total nilai investasi mencapai USD 110 juta dapat dirampungkan akhir tahun 2024 ini. Proyek ini diklaim akan mampu mengurangi emisi karbon sebesar 3,7 juta ton CO2 per tahun dan menghasilkan 3,7 juta kredit karbon per tahun.
"Untuk pembiayaan pembangunannya sepenuhnya dari internal perusahaan," tegasnya.