“Thailand, Vietnam dan negara-negara pengekspor lainnya bersiap untuk menaikkan pasokan untuk menutup celah akibat penurunan pasokan dari India,” kata Nitin Gupta, Wakil Presiden Senior Olam Agri India, salah satu pengekspor beras terbesar di dunia.
“Namun, mereka menghadapi keterbatasan dalam kapasitas surplus untuk ekspor. Keterbatasan ini bisa mengakibatkan kenaikan harga di kedua belah pihak, mengingatkan kita pada reli harga beras yang kita saksikan pada 2007/2008.”
Pada 2008, harga beras mencapai harga rekor di atas $1.000 per ton atau setara Rp15,24 juta per ton (dengan kurs saat ini) setelah India, Vietnam, Bangladesh, Mesir, Brazil dan sejumlah produsen beras kecil lainnya membatasi ekspor.
Surplus terbatas
Kali ini, para eksportir beras tidak akan bisa meningkatkan volume ekspor lebih dari 3 juta metrik ton per tahun karena mereka mencoba memenuhi permintaan dalam negeri di tengah keterbatasan surplus, kata tiga pedagang dari perusahaan perdagangan dunia kepada Reuters.
Thailand, Vietnam, dan Pakistan, masing-masing adalah eksportir beras nomor dua, tiga, dan empat terbesar di dunia. Mereka sudah menyatakan tertarik untuk meningkatkan penjualan karena permintaan beras terus meningkat sejak India menerapkan pelarangan ekspor.