Resesi di AS, sebut Gunawan, juga dibantah oleh sejumlah pejabat sektor keuangan negeri Paman Sam. Seperti Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral AS yang masih yakin bahwa AS belum akan mengalami resesi.
Secara fundamental, perlambatan ekonomi yang terjadi seperti di AS ini akan memengaruhi kinerja ekonomi di negara lainnya termasuk Indonesia. Negara-negara lain tengah berhadapan pada sejumlah masalah ekonomi serius seperti ancaman inflasi tinggi, perang yang belum berkesudahan, kenaikan suku bunga acuan hingga kenaikan harga energi.
Bahkan IMF sendiri memperkirakan bahwa ekonomi dunia di tahun mendatang akan lebih buruk dibandingkan dengan realisasi tahun ini. Padahal tahun ini saja pertumbuhan ekonomi dunia termasuk di Indonesia terus direvisi kebawah.
"Nah kinerja pasar keuangan yang membaik justru menyisakan pertanyaan besar. Sejauh ini apa yang terjadi tidak memperlihatkan kondisi fundamental sebenarnya. Memang ada rilis kinerja sejumlah emiten di bursa yang bisa mendorong kenaikan kinerja indeks saham. Tetapi itu semua bukanlah cerminan kondisi ekonomi saat ini dan di masa yang akan datang," jelas Gunawan.
Untuk kinerja IHSG, terang Gunawan, dalam sepekan terakhir, IHSG hanya terkoreksi di awal pekan dan di akhir pekan. IHSG ditutup melemah di akhir pekan sebesar 0.082 persen di level 6.951,12.