Buwas hanya merinci ada beberapa negara yang tercatat mampu memenuhi kebutuhan beras dalam negeri sebanyak 500.000 ton. Negara yang dimaksud adalah Thailand, Pakistan, Myanmar, Vietnam, ada beberapa negara lain.
Hanya saja negara tetangga tersebut memiliki kebijakan pembatasan ekspor beras ke negara lain. Sehingga, belum pasti akan menjadi supplier Indonesia.
"Ada beberapa negara yang memproduksi beras, Thailand, Pakistan, Myanmar, Vietnam, ada beberapa negara yang secara kebijakan negara-negara itu tidak mudah mengekspor, artinya kita membeli dari negara itu, karena beberapa negara membatasi. Ini bagaimana peran Bulog untuk kita bisa intervensi ke sana sehingga mereka mau, memberikan stok kepada kita," kata dia.
Kebijakan impor beras premium pun dilakukan setelah Kementerian Pertanian (Kementan) tidak mampu menyediakan 600.000 ton beras untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) kepada Bulog. Padahal, pihak Kementan sudah menjanjikan sebelumnya.
"Satu bulan lalu sudah disanggupi (beras) akan menyuplai beras untuk CBP itu sebanyak 600.000 ton, tapi sampai hari ini tdk ada realisasinya. Dalam keputusan rakortas, alternatif untuk ketahanan pangan dan ketersediaan bukan maunya Bulog, Bulog ini berdasarkan penugasan, keputusan rakortas dan itu sudah dipertimbangkan segala macem," kata dia.
(SLF)