"Kilang Balikpapan sebelumnya memiliki kapasitas pengolahan 260 ribu barrel per hari. Melalui proyek RDMP Balikpapan, kapasitas pengolahannya meningkat 100 ribu barrel per hari. Unit CDU IV yang telah dilakukan revamp saat ini telah beroperasi normal dan telah memproduksi BBM," ujar Taufik.
Teknologi yang dikembangkan di Kilang Balikpapan ini, menurut Taufik, kini mampu memproduksi BBM dengan kualitas setara Euro 5 dari yang sebelumnya hanya setara Euro 2.
Terkait dengan kompleksitas kilang, Taufik menyampaikan bahwa indikator yang dipakai di industri pengolahan migas dikenal dengan nama Nelson Complexity Index (NCI).
"Setelah proyek RDMP selesai seluruhnya di tahun 2025, NCI Kilang Balikpapan akan meningkat jadi 8. Artinya, kilang Balikapan akan memiliki kemampuan memproduksi berbagai varian produk," ujar Taufik.
Selain menjadi proyek dengan investasi terbesar yang dimiliki Pertamina saat ini, Proyek RDMP Balikpapan juga menjadi salah satu bentuk sinergi Pertamina Group.