Jejak karbon yang kita hasilkan akan memberikan dampak yang negatif bagi kehidupan kita di bumi, seperti kekeringan dan berkurangnya sumber air bersih, timbul cuaca ekstrim dan bencana alam, perubahan produksi rantai makanan, dan berbagai kerusakan alam lainnya.
Untuk itu, peranan Kementerian ESDM sebagai pengelola energi menjadi sangat penting dalam mewujudkan NZE sesuai target yang sudah ditetapkan meski demikian Dadan mengatakan dalam prosesnya mewujudkan NZE itu merupakan tanggung jawab bersama.
"Transisi energi untuk mewujudkan NZE ini menjadi upaya bersama secara nasional dan menjadi penggerak supaya ekonomi kita sebagimana yang disampaikan oleh Pak Presiden. Ekonomi kita menjadi semakin hijau, ini yang nanti akan menjadi pendorong utama bahwa kita ini akan menjadi bangsa yang makin kompetitif baik dari investasi maupun dari sisi pemanfaatan energi yang mendukung kepada upaya penggunaan energi yang mendukung penurunan gas rumah kaca," pungkas Dadan.
Sebagai informasi, Indonesia memiliki potensi Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang sangat melimpah, mulai dari energi surya, bayu, hidro, bioenergi, panas bumi hingga arus laut. Total potensi energi baru terbarukkan (EBT) yang dapat dimanfaatkan sebesar 3.686 gigawatt (GW) yang dapat dijadikan sebagai upaya mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Besarnya sumber daya EBT tersebut membuat target NZE yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu optimistis dapat terwujud.
(YNA)