Untuk menentukan metode EOR yang tepat untuk suatu lapangan, perlu dilakukan studi terlebih dulu di mana proses hingga implementasinya membutuhkan waktu.
"Kita seleksi di mana (lapangan) yang cocok, misalkan injeksi chemicals atau CO2 atau cocok juga dengan uap, baru kita terapkan. Di studi, juga modelling sebelum implementasi. Jadi tahapannya agak lama," kata dia.
Beberapa lapangan migas Indonesia, menurut Tutuka, telah menggunakan injeksi chemical untuk EOR. Namun ada juga yang menginjeksikan CO2, seperti di Lapangan Jatibarang, Jawa Barat. Lapangan migas lainnya Lapangan Sukowati, Gundih, Ramba Subang, Akasia Bagus dan Betung.
Pemerintah terus mendorong KKKS untuk melakukan EOR di lapangan migas tua, meski saat ini penerapannya masih skala sumuran.
"Kalau kita tidak mulai injeksi dari sumuran, nggak bisa mulai-mulai. wacana terus. Jadi kita harus berani. Sumuran ini kan sudah dimulai di Jatibarang, terus Gemah . Nanti ada lagi di tempat lain. Nanti kalau sudah memahami, maka KKKS akan lebih berani injeksi lebih dari satu sumur," pungkas Tutuka. (NIA)