Namun pejabat yang dikutip Reuters itu tidak merinci komitmen apa yang disebut tidak dijalankan Indonesia. Hal ini menimbulkan spekulasi lanjutan mengenai arah kesepakatan kedua negara menjelang batas waktu penyelesaian akhir tahun.
Dalam beberapa bulan terakhir, hubungan dagang Indonesia-AS menjadi perhatian karena perjanjian tarif yang disebut berpotensi membuka akses pasar lebih luas bagi sejumlah produk manufaktur dan komoditas nasional. Pemerintah Indonesia sebelumnya menyatakan kesepakatan dagang dapat meningkatkan daya saing ekspor dan mendorong stabilitas hubungan ekonomi kedua negara.
(Rahmat Fiansyah)