sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pemerintah Siapkan BUMN Pertahanan untuk Produksi Bom Penghancur Bangunan dan Bunker

Economics editor Suparjo Ramalan
07/06/2021 19:55 WIB
Pemerintah tengah mempersiapkan Holding BUMN Industri Pertahanan guna mengakselerasi kebutuhan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI.
MNC Media
MNC Media

IDXChannel - Pemerintah tengah mempersiapkan Holding BUMN Industri Pertahanan guna mengakselerasi kebutuhan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI. Salah satu anggota holding PT Dahana (Persero) tengah mengembangkan produk energetic material atau bahan peledak berupa bom dan propelan untuk matra pertahanan.

Salah satu produk bom unggulannya adalah Bom P Series untuk pesawat tempur Indonesia. Bom P Series besutan Dahana itu diproduksi untuk digunakan pesawat standar Rusia. 

Direktur Teknologi & Pengembangan Dahana,  Wildan Widarman menyebut, bahan peledak TNT, Bom P Series yang terdiri dari Bom P-100L, P-250L, dan P-500L memiliki kemampuan ledak dengan efek pecahan yang dapat menghancurkan bangunan, pondasi bunker, serta benda bergerak di area yang luas.

Bahkan, Bom P Series masuk ke dalam kategori bom High Drags General Purpose (HDGP) yang terbagi menjadi empat bagian utama seperti, Noze Fuse Bom Assembly, Suspension Lugs Bom, Body Bom Assembly, dan Tail Bom Assembly.

Sementara itu, kapasitas produksi masing-masing bom berkisar di 3000 pcs/tahun Bom P-100L, 2000 pcs/tahun Bom P-250L, serta 1000 pcs/tahun Bom P-500L

“Ketiga Bom P Series ini memiliki tipe fuze bom yang sama, yaitu AVU-ETM/AVU-ETMA,” ujar Wildan Widarman, Senin (7/6/2021).

Adanya pembentukan Holding BUMN Industri Pertahanan, kata dia, memudahkan para pemangku kebijakan untuk mensinergikan permintaan seluruh matra, termasuk permintaan akan berbagai jenis bahan peledak dan bom. Letak produksi yang dekat dengan lokasi pengguna akhir juga memudahkan dalam pengiriman dan perawatan produk-produk Alpalhankam Industri Pertahanan.

Wildan juga mencatat, Bom P Series diciptakan untuk mengurangi ketergantungan importasi bom Indonesia dari luar negeri, sekaligus mewujudkan kemandirian Alpalhankam Indonesia.

"Selain itu, keuntungan dari memproduksi secara mandiri adalah harga distribusi serta perawatan yang lebih bersaing dibanding mengimpor," ujar Wildan.

Selain Dahana, BUMN lainnya yang tergabung di dalam Holding Industri Pertahanan seperti PT Len Industri (Persero) yang nantinya bertindak sebagai induk holding akan fokus pada C5ISR platform beserta MRO dan solusi integrasi 3 matra (interoperability) melalui Network Centric Warfare. 

PT Pindad (Persero) dengan fokus pada platform matra darat, MRO dan penyediaan senjata serta munisi, PT Dirgantara Indonesia (Persero) fokus pada platform matra udara dan MRO, serta PT Pal Indonesia (Persero) dengan fokus pengembangan matra laut dan MRO.

(IND) 

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement