sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pemerintah Tekan Subsidi BBM, Menteri ESDM: Kalau Bisa Hemat Kenapa Mesti Boros?

Economics editor Rizky Fauzan
27/08/2022 17:08 WIB
Menteri ESDM beri tanggapan terkait anggaran subsidi BBM.
Pemerintah Tekan Subsidi BBM, Menteri ESDM: Kalau Bisa Hemat Kenapa Mesti Boros? (Dok.MNC)
Pemerintah Tekan Subsidi BBM, Menteri ESDM: Kalau Bisa Hemat Kenapa Mesti Boros? (Dok.MNC)

IDXChannel - Pemerintah memberikan sinyal kuat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi khususnya Pertalite, akan naik dalam waktu waktu dekat.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan bahwa pemerintah saat ini terus berupaya untuk menjaga subsidi energi tidak lebih dari Rp502 triliun agar tidak memberikan tekanan terhadap anggaran pendapatan belanja negara (APBN).
 
"Pemerintah pertahankan subsidi energi Rp500 triliun. Kalau itu bisa dihemat, kenapa mesti diboroskan," kata Arifin dalam saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (26/8/2022).

Arifin menuturkan, Pemerintah telah menyiapkan berbagai skema untuk mempertahankan besaran subsidi energi agar tidak bertambah mulai dari pembatasan pembelian bahan bakar minyak bersubsidi, penyaluran subsidi langsung kepada masyarakat kurang mampu, hingga rencana menaikkan harga pertalite dan solar.

Arifin mengungkapkan jika pemerintah tidak melakukan upaya-upaya tersebut, maka nilai subsidi energi bisa membengkak menjadi Rp690 triliun.

Pemerintah memaparkan nilai keekonomian bahan bakar minyak jenis Pertalite adalah sebesar Rp17.200 per liter, sedangkan harga yang dijual saat ini hanya Rp7.650 per liter.

Kemudian, harga keekonomian solar adalah sebesar Rp17.600 per liter, sementara harga solar di SPBU banyak senilai Rp5.150 per liter. Adapun harga keekonomian Pertamax adalah sebesar Rp19.900 per liter, sedangkan harga jual saat ini hanya sebesar Rp12.500 per liter.

Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, membeberkan harga keekonomian Pertalite jika mengacu harga minyak dunia.

Menkeu Sri Mulyani mengungkapkan, harga keekonomian Pertalite seharusnya dijual di kisaran Rp14.450 per liter. Namun saat ini harga jual Pertalite di SPBU hanya dibanderol Rp7.650 per liter.

Dari angka tersebut, terdapat gap yang cukup jauh dengan harga keekonomian, yakni Rp6.800.

Sementara, untuk harga keekonomian solar senilai Rp13.950 per liter, sedangkan harga jual di SPBU saat ini hanya Rp5.150 per liter.

Sehingga apabila dilihat lebih detail, gap antara harga jual solar saat ini dengan harga keekonomian sebesar Rp8.800 per liternya. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement