Kerja sama dengan Perum Bulog, kata dia, perlu dilakukan mengingat BUMN milik pemerintah itu memiliki akses pada sejumlah importir yang akan mendatangkan kedelai dari luar negeri. Mengenai teknis selanjutnya, Gania mengaku masih menunggu kesanggupan dari Perum Bulog dan keuangan daerah.
"Sistemmya apakah Perum Bulog dapat memberi piutang atau pemerintah daerah membeli langsung ini yang sedang dibahas, terlebih mereka kan juga perlu menyiapkan dana untuk opersional. Apalagi kami juga sedang mencari anggaran yang dapat digunakan, karena tetap meski dalam keadaan darurat, kas negara mesti on the track, untuk menghindari penyimpangan," paparnya.
Gania menyebut kebutuhan kacang kedelai impor untuk seluruh Indonesia mencapai 2,3 juta ton per tahun. Sementara untuk Kabupaten Garut, dalam satu bulan membutuhkan kacang kedelai impor sebanyak 50 ton.
"Kebutuhan kacang kedelai ini dihitung dari 15 pasar tradisional di seluruh Garut yang total dalam sebulan membutuhkan sebanyak 1,5 ton. Belum lagi pasar-pasar desa, jumlah kebutuhan kedelai impor diperkirakan bisa mencapai 50 ton sebulan," urainya.
Naiknya harga kacang kedelai impor di Indonesia, jelas Gania, disebabkan oleh kekeringan yang melanda negara-negara penghasil kedelai di Amerika Selatan seperti Brazil, Argentina dan Paraguay di dua bulan lalu. Kekeringan ini setidaknya berdampak langsung pada produksi yang menipis.