sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Penggabungan Tujuh BUMN Karya Dinilai Logis, Ini Sederet Alasannya

Economics editor Suparjo Ramalan
21/06/2024 03:17 WIB
Rencana penggabungan tujuh perusahaan pelat merah di sektor konstruksi atau BUMN Karya menjadi tiga perusahaan dinilai logis dari sisi bisnis.
Penggabungan Tujuh BUMN Karya Dinilai Logis, Ini Sederet Alasannya (foto mnc media)
Penggabungan Tujuh BUMN Karya Dinilai Logis, Ini Sederet Alasannya (foto mnc media)

”Pertanyaannya sederhana, siapa yang kenal dengan Abipraya dan Nindya? Tapi dengan ADHI orang sudah kenal, dan sudah tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia,” ujar Herry.

Menurut Herry, membandingkan ADHI, Abipraya, dan Nindya juga sudah timpang. Nindya dieliminasi dari posisi pemimpin karena statusnya yang masih menjadi ’pasien’ PPA. Sedangkan membandingkan ADHI dan Abipraya, secara laporan keuangan misalnya, aset Abipraya sekitar Rp8 triliun, sedangkan ADHI di posisi Rp40 triliun.

Dari sisi nilai proyek yang dikerjakan, ADHI menangani proyek dengan nilai yang jauh lebih besar. Selanjutnya dari sisi sektor proyek yang dikerjakan, ADHI jauh lebih beragam. Jadi menurut Herry, pengalaman dan pemahaman ADHI itu jauh lebih besar ketimbang Abipraya.

ADHI biasa menangani masalah yang lebih kompleks dan jauh lebih tahan banting ketika dihadapkan dengan masalah. Sebaliknya, Abipraya karena mengerjakan proyek yang ukurannya kecil, maka risikonya juga kecil. 

”Kalau dianalogikan yang satu ngurusin pembuatan sepeda yang satu lagi udah ngurusin pembuatan mobil. Nah, kalau saya jadi investor atau shareholder yang punya duit, kira-kira uang saya nih mau kembangkan, kira-kira nih, saya mau taruh di yang ngurusin sepeda atau mobil?” ucap Herry.

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement