sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Penggunaan PLTS Atap Ganggu Sistem Kelistrikan PLN? Ini Penjelasan ESDM

Economics editor Oktiani Endarwati
02/09/2021 13:51 WIB
Banyaknya penggunaan PLTS Atap ini dikhawatirkan membuat sistem kelistrikan PT PLN (Persero) tidak stabil. Benarkah?
Penggunaan PLTS Atap Ganggu Sistem Kelistrikan PLN? Ini Penjelasan ESDM (FOTO: MNC Media)
Penggunaan PLTS Atap Ganggu Sistem Kelistrikan PLN? Ini Penjelasan ESDM (FOTO: MNC Media)

4. Pemberian penugasan kepada PT PLN (Persero) untuk membangun aplikasi penggunaan PLTS Atap berbasis digital yang terintegrasi dengan sistem SCADA atau smartgrid distribusi.

Dadan juga membantah terkait isu PLTS Atap membebani keuangan PLN, semakin menyebabkan oversupply listrik dan mengakibatkan konsekuensi Take or Pay bagi PLN akibat potensi market listriknya berkurang. Hal ini sudah dijelaskan baik pada poin pertama maupun poin ketiga. 

"Terkait dengan oversupply dan Take or Pay listrik PLN, dijelaskan bahwa kebijakan meningkatkan ketentuan ekspor listrik ke PLN 65 persen menjadi 100 persen memberikan potensi berkurangnya penjualan PLN sebesar 0,3 TWh," jelas Dadan.

Sebagai gambaran, dengan rencana tambahan PLTS Atap 3.600 MW secara bertahap, maka potensi berkurangnya penjualan listrik PLN dengan kebijakan ketentuan ekspor listrik 65 persen yaitu sebesar 5,1 TWh. Namun jika ketentuan ekspor listrik ditingkatkan menjadi 100 persen maka penjualan listrik PLN berkurang menjadi 5,4 TWh. Apabila dibandingkan dengan perkiraan penjualan listrik PLN yang tahun ini sekitar 261 TWh, maka potensi berkurangnya penjualan PLN adalah 0,1 persen saja.

PLN dapat melakukan upaya demand creation mengingat masih besarnya market listrik yang bisa di-create. Pemerintah juga mendorong percepatan kawasan industri, pembangunan smelter yang membutuhkan listrik besar, juga potensi peningkatan konsumsi listrik dari pemanfaatan kompor listrik dan kendaraan listrik untuk jangka panjang.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement