IDXChannel - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie menanggapi soal efisiensi anggaran besar-besaran atas perintah Presiden Prabowo Subianto.
Menurutnya, kebijakan tersebut memberikan dampak bagi ekonomi nasional.
Anindya mengungkapkan, efisiensi anggaran dalam jangka pendek memberikan dampak yang signifikan bagi industri. Namun demikian, untuk jangka panjang akan memberikan efek ganda yang positif bagi perekonomian Indonesia.
"Di dalam jangka pendek, tentu apapun yang spendingnya kurang akan berdampak. Tapi selama efisiensi ini digunakan untuk investasi di SDM (sumber daya manusia), saya rasa dalam jangka menengah dan panjang itu akan terbayar berkali-kali lipat," kata dia dalam acara Indonesia Economic Summit 2025, Jakarta, Rabu (19/2/2025).
Anindya mengatakan, ketika efisiensi anggaran dijalankan, sebenarnya ekonomi masih terus berputar. Dia mencontohkan program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang bakal membantu meningkatkan industrialisasi di bidang ketahanan pangan.
"Seperti kita ketahui, (MBG) membutuhkan 85 juta telur, membutuhkan 85 juta sayap ayam, belum lagi beras, sayur-mayur. Jadi menurut saya efisiensi ini tentu akan terasa," ujarnya.
"Selama digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat dan bisa meningkatkan multiplicasi ekonomi, yaitu adalah breakthrough yang saya rasa tepat diambil," tutur Anindya.
Target Efisiensi Anggaran Rp750 Triliun
Seperti diketahui, Presiden Prabowo Subianto membidik dana USD44 miliar atau setara Rp750 triliun dari efisiensi anggaran dan dividen BUMN.
Prabowo mengatakan, dana jumbo tersebut secara khusus akan digunakan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pendanaan awal Sovereign Wealth Fund (SWF) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara.
Selain itu, Prabowo menegaskan, efisiensi anggaran setidaknya akan dilakukan dalam dua putaran. Putaran pertama dilakukan atas APBN 2025 sebesar Rp306 triliun dikurangi pengembalian Rp58 triliun.
Putaran kedua ditargetkan serupa sekitar Rp308 triliun. Dari efisiensi anggaran, pemerintah bisa berhemat hingga Rp550 triliun atau setara USD34 miliar.
Di samping itu, Prabowo juga menargetkan BUMN untuk menyetor dividen Rp200 triliun kepada pemerintah. Dividen itu diambil dari laba bersih perusahaan negara yang ditargetkan mencapai Rp300 triliun, sementara sisanya Rp100 triliun untuk belanja modal BUMN.
Dari dana tersebut, Prabowo mengungkapkan, sebanyak Rp380 triliun atau USD24 miliar akan digunakan untuk program MBG. Dia menilai, program ini sangat penting untuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
Sedangkan sisanya sekitar USD20 miliar, kata Prabowo akan digunakan untuk Danantara sebagai dana kelolaan atau investasi awal. Dana tersebut rencananya diluncurkan pada 24 Februari 2025
(Fiki Ariyanti)