Selain Surabaya, daerah - daerah kota besar di Jawa Timur seperti Malang, Sidoarjo, dan Gresik, masih menjadi mayoritas okupansi tertinggi. "Orang masih berkumpulnya ke kota - kota besar, Surabaya Raya dan Malang," ungkapnya.
Dwi menjelaskan penurunan level PPKM dan melandainya kasus Covid-19 di sejumlah daerah di Jawa Timur turut menyebabkan angka okupansi mulai bergerak naik. Maka keberhasilan suatu daerah dalam menangani kasus Covid-19 disebutnya mempengaruhi kenyamanan masyarakat untuk berwisata atau sekedar melakukan staycation di daerah tersebut.
Apalagi di Surabaya raya, mulai Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Gresik seluruhnya telah turun ke PPKM level 2. "Keberhasilan kota dalam menangani covid berpengaruh ke tingkat keamanan konsumen ke suatu daerah, dia kepengen aman dan betul – betul aman. Konsumen menganggap level turun itu di wilayah itu sudah relatif aman untuk dirinya," terangnya.
"Itu menjadi pertimbangan, konsumen belajar betul BOR rumah sakit kalau ke suatu tempat masih BOR-nya 90 persen ngeri dia nggak berani. Nggak ada oksigen pengaruh, positifivity rate-nya, semua sudah turun membaik pintar cari informasi aman nggak kalau," tambahnya.
Sebagai informasi penerapan PPKM sejumlah level di Jawa Timur resmi diperpanjang oleh pemerintah pusat. Dari 38 daerah di Jawa Timur, 19 kabupaten kota sudah masuk PPKM level 2 termasuk tiga daerah di Surabaya raya yakni Kota Surabaya, Kabupaten Gresik dan Sidoarjo.