Sementara untuk kawasan Asia Pasifik, lanjut Agus, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh berkurangnya volume minyak mentah yang diproses oleh sejumlah kilang di Asia. Seiring merosotnya marjin penjualan diesel akibat peningkatan pasokan produk dari kilang-kilang baru, dan cuaca yang sejuk di belahan bumi bagian utara.
Selain itu, penurunan crude oil throughput Korea Selatan akibat kebakaran di kilang Daesan sebesar 3,6% dan penurunan crude oil throughput Singapura akibat aktifitas maintenance di kilang-kilang milik ExxonMobil sebesar 7,3%, bila dibandingkan dengan akhir bulan sebelumnya.
Kemudian, terdapat penurunan konsumsi gasoil di China selama bulan April 2024 sebesar 4,41% menjadi 16,51 juta ton dibandingkan bulan sebelumnya, seiring peningkatan penggunaan kendaraan listrik.
Berikut perkembangan harga minyak mentah utama bulan Mei 2024 dibandingkan April 2024:
Dated Brent turun sebesar USD8,10/bbl dari USD90,15/bbl menjadi USD82,05/bbl.
WTI (Nymex) turun sebesar USD5,77/bbl dari USD84,39/bbl menjadi USD78,62/bbl.
Brent (ICE) turun sebesar USD6,00/bbl dari USD89,00/bbl menjadi USD83,00/bbl
Basket OPEC turun sebesar USD5,46/bbl dari USD89,12/bbl menjadi USD83,66/bbl.
Kemudian, Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia turun sebesar USD7,83/bbl dari USD87,61/bbl menjadi USD79,78/bbl.
(YNA)