Demikian pula kadar hampa bergerak dari 2,63 persen hingga 18,32 persen. Butir hijau antara 1,01 persen hingga 11,88 persen. Angka-angka ini menurut Khudori menggambarkan secara jelas variasi kualitas GKP tidak homogen.
"Bisa dibayangkan betapa rumit dan sulitnya menangani kualitas gabah yang tidak homogen dalam jumlah jumbo," ujar Khudori.
Dia juga menambahkan, tanpa penanganan cepat, gabah berkualitas rendah berisiko memburuk selama penyimpanan.
"Ketika jumlah dan kapasitas pengering terbatas, gabah kualitas rendah yang memerlukan penanganan segera bisa saja telantar. Jika itu terjadi, kualitas gabah yang rendah akan kian memburuk. Ketika diolah, beras hasil olahan pasti tidak baik," kata dia.
(Dhera Arizona)