sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Perang Rusia-Ukraina Berlanjut, Penggunaan Senjata Nuklir Sangat Dimungkinkan

Economics editor Tim IDXChannel
05/10/2022 21:06 WIB
Gertakan ini semakin menegaskan posisi Negara Beruang Merah sebagai penguasa senjata nuklir terbesar di dunia.
Perang Rusia-Ukraina Berlanjut, Penggunaan Senjata Nuklir Sangat Dimungkinkan (foto: MNC Media)
Perang Rusia-Ukraina Berlanjut, Penggunaan Senjata Nuklir Sangat Dimungkinkan (foto: MNC Media)

IDXChannel - Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah berulang kali memperingatkan negara-negara Barat bahwa setiap serangan yang dilancarkan ke negaranya dengan mudah akan bisa dibalasnya dengan serangan nuklir.

Menurut Putin, penggunaan senjata nuklir sangat tergantung pada penilaiannya terhadap ancaman yang dilancarkan ke negaranya. Gertakan ini semakin menegaskan posisi Negara Beruang Merah sebagai penguasa senjata nuklir terbesar di dunia.

"(Saya) Tidak menggertak. Saya hanya siap menggunakan (senjata nuklir) untuk membela kedaulatan Rusia," ujar Putin, sebagaimana diloansir Reuters, Rabu (5/10/2022).

Putin sendiri telah menyebut perang di Ukraina sebagai pertempuran eksistensial antara Rusia dengan pihak Barat, yang diklaim Putin ingin menghancurkan Rusia untuk menguasai sumber daya alamnya yang luas.

Atas pernyataan tersebut, sebagian analis militer justru menyimpulkan bahwa Putin hanya sedang menggertak, dengan harapan tidak ada lagi negara lain yang membela Ukraina. Namun demikian, pihak Amerika Serikat (AS) menilai bahwa klaim Putin harus ditanggapi secara serius.

Dengan mengklaim bahwa 18 persen wilayah Ukraina merupakan bagian dari kekuasaan Rusia, potensi Putin untuk benar-benar mulai melancarkan serangan nuklir dinilai meningkat karena setiap intervensi dan dukungan negara lain terhadap Ukraina dapat diartikan sebagai serangan kepada pihak Rusia.

Dalam doktrin Rusia, serangan nuklir dimungkinkan ketika terjadi agresi terhadap Federasi Rusia, yang dinilai membuat keberadaan negara terancam.

"Dia (Putin, hanya) menggertak sekarang. Tapi apa yang akan terjadi dalam seminggu atau sebulan dari sekarang sulit untuk dikatakan, ketika dia menyadari mulai kalah perang," ujar seorang analis militer yang berbasis di Praha, Yuri Fyodorov, dalam laporan Reuters tersebut.

Seadangkan saat ditanya apakah Putin akan mungkin menggunakan serangan nuklir, Direktur CIA, William Burns, mengatakan bahwa opsi itu harus ditanggapi secara serius.

"Kita harus menanggapinya dengan sangat serius, mengingat segala sesuatu yang dipertaruhkan (dari perang yang terjadi," ujar Burns.

Burns mengakui bahwa sejauh ini intelijen AS belum memiliki bukti praktis bahwa Putin bergerak menuju penggunaan senjata nuklir taktis dalam waktu dekat. Para pejabat Rusia juga sejauh ini belum ada yang secara lugas menyerukan serangan senjata nuklir strategis untuk menghancurkan kota-kota di AS, Rusia, Eropa dan Asia.

Kepala Wilayah Chechnya Rusia, Ramzan Kadyrov, mengatakan bahwa Moskow memang harus mempertimbangkan untuk menggunakan senjata nuklir taktis hasil rendah di Ukraina. Senjata tersebut dapat dijatuhkan dari pesawat, ditembakkan pada rudal dari darat, kapal atau kapal selam, atau diledakkan oleh pasukan darat.

Senjata nuklir taktis pada dasarnya digunakan di medan perang untuk tujuan taktis dan jauh lebih lemah daripada bom besar yang diperlukan untuk menghancurkan kota-kota besar, seperti Moskow, Washington atau London.

Meski Rusia memiliki pasukan nuklir khusus yang dilatih untuk berperang di medan perang apokaliptik seperti itu, tidak jelas bagaimana pasukannya yang terdiri dari pasukan reguler, tentara bayaran, tentara cadangan dan milisi lokal akan mengatasinya.

Menurut Federasi Ilmuwan Amerika, Rusia adalah kekuatan nuklir terbesar di dunia berdasarkan jumlah kepemilikannya atas hulu ledak nuklir. Kremlin disebut memiliki 5.977 hulu ledak, sementara AS memiliki 5.428. 

Angka-angka itu termasuk hulu ledak yang ditimbun dan pensiun, tetapi baik Moskow dan Washington memiliki daya tembak yang cukup untuk menghancurkan dunia berkali-kali.

Rusia memiliki 1.458 hulu ledak nuklir strategis yang dikerahkan atau siap ditembakkan dan AS memiliki 1.389 yang dikerahkan, menurut data terbaru yang diumumkan secara publik. Hulu ledak ini berada di rudal balistik antarbenua, rudal balistik di kapal selam dan pembom strategis.

Dalam hal senjata nuklir taktis, Rusia memiliki sekitar 10 kali lipat jumlah yang dimiliki AS. Sekitar setengah dari 200 senjata nuklir taktis AS dikerahkan di pangkalan-pangkalan di Eropa.

Senjata nuklir taktis AS memiliki hasil yang dapat disesuaikan dari 0,3 hingga 170 kiloton, di mana bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima setara dengan sekitar 15 kiloton dinamit. (TSA)

Penulis: Nur Pahdilah

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement