sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Perluas Pasar Ekspor, Sido Muncul (SIDO) Bidik Kamboja sampai Afrika

Economics editor Cahya Puteri Abdi Rabbi
15/03/2024 16:22 WIB
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) berencana memperluas pasar ekspor sebagai bagian dari strategi pertumbuhan kinerja perseroan. 
Perluas Pasar Ekspor, Sido Muncul (SIDO) Bidik Kamboja sampai Afrika. (Foto: MNC Media)
Perluas Pasar Ekspor, Sido Muncul (SIDO) Bidik Kamboja sampai Afrika. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) berencana memperluas pasar ekspor sebagai bagian dari strategi pertumbuhan kinerja perseroan. 

“Pertimbangannya adalah negara yang memiliki potensi untuk menerima produk kami, karena tidak semua negara bisa menerima taste herbal. Mungkin yang kurang lebih mirip-mirip dengan Indonesia,” kata Investor Relation Manager SIDO, Stephanie Setiawan dalam Talkshow yang disiarkan YouTube Mirae Asset Sekuritas, dikutip Jumat (15/3/2024).

Perseroan membidik negara-negara ASEAN, khususnya negara yang masuk dalam semenanjung Indochina yakni Kamboja, Laos dan Vietnam, serta negara di Afrika.

Stephanie menjelaskan, saat ini pasar ekspor perseroan berfokus pada tiga negara yakni Malaysia, Nigeria dan Filipina. Ketiga negara tersebut dinilai memiliki pasar yang serupa dengan Indonesia. 

Di Malaysia, produk minuman berenergi perseroan memiliki permintaan cukup tinggi. Untuk itu, perseroan berencana untuk melakukan ekspansi ke Sabah dan Sarawak.

Sama halnya dengan Malaysia, di Nigeria produk minuman berenergi SIDO juga menjadi produk dengan permintaan tinggi, didukung dengan jumlah penduduk yang besar. Kendati demikian, ekspor ke Nigeria memiliki risiko seperti depresiasi mata uang.

“Untuk memitigasi risiko itu, semua transaksi kami dengan Nigeria mulai tahun ini akan menggunakan USD dan pembayarannya dilakukan in advance, jadi sebelum kami lakukan produksi mereka sudah harus melakukan pembayaran,” ujar Stephanie.

Sementara, Filipina memiliki pasar yang paling mirip dengan Indonesia, di mana produk dengan permintaan tertinggi adalah Tolak Angin. Hal itu membuat perseroan pada Juli 2023 lalu menambah distributor baru di Filipina dengan sekitar 50 ribu outlet.

“Saat ini kontribusi ekspor terhadap pendapatan sebesar 6%, dalam 2-3 tahun ke depan kami harap ekspor berkontribusi di atas 10%,” imbuh Stephanie. 

(SLF)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement