Kementerian listrik federal tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters yang dikirimkan melalui email.
India, konsumen, produsen, dan importir batu bara terbesar kedua di dunia, mencapai hampir sepertiga dari target penambahan penggunaan energi terbarukan pada 2022. Batu bara menyumbang hampir tiga perempat bahan bakar yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pembangkit listrik.
Permintaan listrik di India telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir karena cuaca ekstrem, meningkatnya konsumsi listrik rumah tangga karena lebih banyak perusahaan yang mengizinkan karyawan untuk bekerja dari rumah. Peningkatan aktivitas industri setelah pelonggaran pembatasan terkait virus corona turut menyumpang peningkatan permintaan listrik tersebut.
Permintaan daya puncak yang terpenuhi naik ke rekor tertinggi yaitu mencapai 210,6 Gigawatt pada 18 Januari, 1,7 persen lebih besar dari daya listrik sebelumnya, yaitu sekitar 207,1 Gigawatt, yang tercatat pada saat puncak gelombang panas yang terjadi secara intens pada April tahun lalu. Hal tersebut menyebabkan India menghadapi krisis listrik terburuk dalam enam setengah tahun.
"Permintaan daya puncak telah meningkat 5 persen pada tahun ini. Jika meningkat 3-4 persen lagi, kita bisa menghadapi krisis lain," kata seorang pejabat senior di sebuah utilitas di negara bagian India selatan.
"Tidak ada pertanyaan untuk menghentikan unit batu bara tua," kata pejabat itu, berbicara tanpa menyebut nama karena dia tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
(DKH)