IDXChannel - Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati menyebut, hingga September 2022 perseroan sudah melakukan efisiensi anggaran sebesar USD535,56 juta atau setara Rp7,83 triliun. Ia memastikan akan terus melakukan efisiensi biaya operasional, baik di tingkat holding dan subholding.
"Pertamina juga terus melakukan efisiensi biaya operasional, baik di tingkat holding maupun subholding. Sampai dengan September 2022, realisasi program efisiensi biaya di Pertamina Group telah mencapai USD535,56 juta atau sekitar Rp7,83 triliun," ungkap Nicke, Kamis (3/11/2022)
Pertamina memang meningkatkan efisiensi di seluruh lini bisnis, baik holding maupun subholding mulai dari hulu, pengolahan, dan hilir. Pada 2021 perseroan berhasil melakukan optimalisasi biaya sebesar USD2,21 miliar, yang diperoleh dari program penghematan biaya (cost saving) USD1,36 miliar, penghindaran biaya (cost avoidance) sebesar USD356 juta serta tambahan pendapatan (revenue growth) sekitar USD495 juta.
Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini menjelaskan Pertamina mengembangkan berbagai kebijakan dan strategi bisnis dari sisi keuangan dan operasional sebagai upaya menghadapi tantangan harga minyak dunia yang melonjak signifikan.
Dari sisi finansial, Pertamina menerapkan program optimalisasi biaya di seluruh Pertamina Group yang meliputi penghematan biaya (cost saving), penghindaran biaya (cost avoidance), dan peningkatan pendapatan.