Dengan adanya momentum ini, PGEO akan mulai menghasilkan pendapatan dari penyaluran listrik ke jaringan PLN, yang menandai dimulainya kontribusi langsung proyek ini terhadap kinerja keuangan perusahaan.
"Adanya tambahan kapasitas ini berpotensi untuk mengurangi emisi karbon hingga 280.000 ton CO₂ per tahun, sekaligus mendukung upaya pencapaian target bauran energi 23 persen pada 2025 serta komitmen menuju Net Zero Emission (NZE) 2060," kata dia.
Project Manager PGEO Proyek Lumut Balai Unit 2, Achmad Sri Fadli, menjelaskan sinkronisasi pertama ini dilakukan setelah melalui serangkaian pengujian teknis yang menyeluruh.
"Proses sinkronisasi ini bukan sekadar menyambungkan listrik ke jaringan PLN, tetapi melibatkan uji sistem secara ketat untuk memastikan bahwa pembangkit beroperasi dengan aman, efisien, dan sesuai dengan standar dan regulasi yang berlaku," kata dia.
PGEO saat ini mengelola kapasitas terpasang sebesar 672,5 MW dari enam wilayah operasi. Perusahaan menargetkan peningkatan kapasitas menjadi 1 GW dalam dua tahun mendatang, dan mencapai 1,7 GW pada 2034.