sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pinjaman Rp7 Triliun dari CDB Cair, Tambal Cost Overrun Kereta Cepat Whoosh

Economics editor Suparjo Ramalan
14/02/2024 01:00 WIB
Utang ini akan digunakan untuk menambal cost overrun atau pembengkakan biaya Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) alias Kereta Cepat Whoosh.
Pinjaman Rp7 Triliun dari CDB Cair, Tambal Cost Overrun Kereta Cepat Whoosh. Foto: MNC Media.
Pinjaman Rp7 Triliun dari CDB Cair, Tambal Cost Overrun Kereta Cepat Whoosh. Foto: MNC Media.

IDXChannel - China Development Bank (CDB) mencairkan pinjaman untuk PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI sebesar USD448 juta atau sekitar Rp7 triliun (kurs Rp15.626/USD). 

Utang ini akan digunakan untuk menambal cost overrun atau pembengkakan biaya Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) alias Kereta Cepat Whoosh.

Dalam laporan fakta material yang disampaikan KAI kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), pinjaman itu dicairkan CDB dalam dua seri, yakni USD dan Yuan China. 

Pencairan dilakukan dalam dua seri, yakni Fasilitas A dengan nominal USD230,9 juta atau setara Rp3,6 triliun pada 7 Februari 2024. 

Kedua, Fasilitas B sebesar 1,54 miliar Yuan China atau setara USD217 juta atau Rp3,3 triliun pada 5 Februari 2024. 

Adapun pinjaman itu diteruskan kepada PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), konsorsium BUMN yang memiliki 60 persen saham di proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. 

Konsorsium itu terdiri dari empat BUMN, yaitu KAI, PT Wijaya Karya (Persero) tbk atau WIKA, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) atau PTPN VIII. Dalam konsorsium itu, KAI menjadi pemegang saham mayoritas.

"Pencairan tersebut langsung diteruskan ke PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) pada tanggal 7 Februari 2024," tulis fakta material tersebut, Selasa (13/2/2024).

Adapun nilai cost overrun proyek Kereta Cepat disepakati sebesar USD1,2 miliar atau setara Rp18,76 triliun. Pembengkakan biaya itu disebabkan adanya perbedaan biaya pembangunan kereta cepat di China dan Indonesia, yang berasal dari pembebasan lahan, biaya persinyalan, dan sebagainya.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement