sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pj Gubernur Sebut Dua Faktor Ini Penyebab LPG 3 Kg Sulit Didapat di Jakarta

Economics editor Muhammad Refi Sandi
07/02/2025 12:25 WIB
Pj Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke salah satu pangkalan LPG 3 Kg di Jalan Kerja Bakti, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Pj Gubernur Sebut Dua Faktor Ini Penyebab LPG 3 Kg Sulit Didapat di Jakarta. (Foto Refi Sandi/MPI)
Pj Gubernur Sebut Dua Faktor Ini Penyebab LPG 3 Kg Sulit Didapat di Jakarta. (Foto Refi Sandi/MPI)

IDXChannel - Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke salah satu pangkalan LPG 3 Kg di Jalan Kerja Bakti, Kramat Jati, Jakarta Timur pada Jumat (7/2/2025). Hal ini dilakukan usai sempat diterapkannya pembatasan penjualan gas melon bersubsidi di tingkat pengecer. 

Pantauan IDXChannel di lokasi, Teguh turut didampingi Plt Asisten Kesejahteraan Rakyat (Askesra) Setda DKI Suharini Eliawati, Kadisnakertransgi Hari Nugroho, Kepala Dinas PPKUKM Ratu Rante Allo, Plt Wali Kota Jakarta Timur Iin Mutmainnah dan pejabat lainnya.

Teguh pun terlihat berdialog dengan warga yang hendak membeli gas melon bersubsidi di pangkalan tersebut. Dia menanyakan perihal Harga Eceran Tertinggi (HET) di pangkalan tersebut.

"Ini harganya berapa (LPG 3 Kg) di pangkalan?" tanya Teguh.

"Rp16 ribu, Pak sesuai dengan HET," kata salah seorang warga.

Menurut Teguh, kelangkaan LPG 3 Kg akibat adanya panic buying di kalangan masyarakat. Sehingga, membeli dalam jumlah relatif lebih banyak dibandingkan kebutuhan.

"Ada beberapa penyebab, antara lain, sepertinya terjadi panic buying, semacam ada kekhawatiran sehingga membeli relatif lebih banyak dibanding dengan kebutuhan, sehingga stok yang ada di pangkalan Itu berkurang dan ini juga ada kemudian Senin, Selasa terjadi ada antrean," kata dia.

Lebih lanjut, kata dia, ada kekurangan stok dari tahun sebelumnya sebanyak lima persen. Padahal, Pemprov dalam hal ini sudah mengajukan kebutuhan untuk LPG 3 kg pada 2025.

"Kami patokannya adalah kebutuhan pada 2024 kemudian yang disetujui oleh Dirjen Migas itu tidak seperti yang kami ajukan. Ada lebih rendah kurang lebih 5 persen. Jadi juga nanti kami akan coba koordinasikan lebih lanjut," ujarnya.

Teguh juga menyoroti perihal HET LPG 3 Kg di seluruh wilayah Jakarta yang masih mengacu kepada Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 4 Tahun 2015 yakni sebesar Rp16 ribu.

"Kalau di Kramat Jati tadi yang barusan kita lihat HET-nya Rp16 ribu dijual Rp16 ribu juga tapi juga kami pantau di beberapa wilayah memang ada kisaran Rp16 ribu sampai Rp19 ribu seperti itu, tapi kami sudah memantau," ujarnya.

Sementara itu, Suharini mengatakan, akan melakukan diskusi ulang dengan Dirjen Migas terkait kuota gas LPG bersubsidi di Jakarta. Selain itu akan menetapkan HET yang tepat.

"Alhamdulillah stok tersedia yang tadi disampaikan kita akan melakukan diskusi ulang dengan Pemerintah Pusat terhadap kuota yang ada di DKI Jakarta, itu yang pertama. Kemudian yang kedua, tentang usulan terhadap HET kenapa gitu, karena saat sekarang ini memang HET DKI Jakarta lebih rendah dari HET daerah sekitar," ujar Eli.

Sekadar informasi, kuota LPG 3 Kg bersubidi untuk Jakarta di 2025 lebih kecil dari Realisasi Penyaluran LPG di 2024 (ada pengurangan sekitar 1,6 persen). Dari awal, kuota LPG 3 Kg bersubidi untuk Jakarta di 2025 sebesar 407.555 MT (metrik ton), sementara Realisasi Penyaluran LPG di 2024 sebesar 414.134 MT.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement