sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

PMI Manufaktur di Oktober Masih Lesu di Awal Pemerintahan Prabowo

Economics editor Muhammad Farhan
01/11/2024 13:36 WIB
S&P mencatat angka PMI Indonesia pada Oktober masih tidak bergeser lebih dari 50,0, atau tepatnya 49,2 sejak September.
PMI Manufaktur di Oktober Masih Lesu di Awal Pemerintahan Prabowo. (Foto: MNC Media)
PMI Manufaktur di Oktober Masih Lesu di Awal Pemerintahan Prabowo. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Presiden Prabowo Subianto baru saja memulai pemerintahan pada 20 Oktober 2024 lalu. Namun, pimpinan negara itu telah menemukan tantangan berupa Purchasing Manager Index (PMI) sektor manufaktur yang masih lesu.

PMI Indonesia di Oktober 2024 masih menunjukkan kontraksi dan kondisi pasar tetap lesu.

Berdasarkan laporan yang disampaikan S&P Global Market Intelligence, selama empat bulan berturut-turut, sektor manufaktur masih berada di zona merah. Pada Oktober 2024, S&P mencatat angka PMI yang diperoleh manufaktur Indonesia masih tidak bergeser lebih dari 50,0, atau tepatnya 49,2 sejak September.

"Perekonomian manufaktur Indonesia terus menurun pada bulan Oktober, dengan produksi, permintaan baru dan ketenagakerjaan turun marginal sejak bulan September," ujar Economics Director S&P Global Market Intelligence, Paul Smith, Jumat (1/11/2024).

Paul menjelaskan aktivitas pasar yang lesu juga dibarengi beberapa penyebab. Salah satunya terkait peningkatan situasi geopolitik yang belum pasti sehingga mengakibatkan investor waspada dan belum mau bergerak.

"Sementara itu, aktivitas pembelian terus turun, memperpanjang periode penurunan saat ini menjadi empat bulan. Penurunan terkini berkaitan dengan tren lemah pada permintaan baru dan produksi," kata Paul.

"Dengan permintaan input menurun, kinerja rata-rata vendor membaik pertama kali sejak bulan Mei (meski marginal). Ada bukti bahwa ketersediaan stok di pemasok dan waktu penyelesaian pesanan yang lebih cepat selama bulan Oktober," ujarnya.

Lebih lanjut, Paul mengatakan kondisi lesunya pasar dan kontraksi manufaktur tersebut mengakibatkan sejumlah perusahaan terpaksa merumahkan sebagian besar pegawainya. Kondisi tersebut terjadi, hingga di tingkatan pabrik, rata-rata selama tiga kali dalam empat bulan terakhir.

"Tetapi, kepercayaan diri terhadap masa mendatang bertahan positif karena perusahaan berharap kondisi pasar stabil dan ketidakpastian geopolitik berkurang pada bulan-bulan mendatang. Namun demikian, kepercayaan diri turun sejak bulan September hingga ke posisi terendah dalam empat bulan dan di bawah rata-rata historis," ujar Paul. 

(Febrina Ratna)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement