Dengan maraknya proyek-proyek infrastruktur dan berbagai program yang saat ini tengah dikerjakan, dia menilai, bukan hal mudah bagi pemerintah untuk mendapatkan pembiayaan lewat penyerapan surat utang.
"Dengan posisi SBN sebesar 45 persen dari total dana yang dikelola BP Tapera, tentu soal mudah bagi pemerintah untuk menerbitkan SBN karena bisa dibeli oleh badan pemerintah (termasuk BP Tapera) pakai uang masyarakat," lanjutnya.
Padahal, menurut Huda, ketika BI rate sedang naik maka deposito menjadi instrumen yang cukup baik untuk menyimpan uang dan memberikan imbal hasil. Namun, porsi deposito dalam portofolio investasi BP Tapera justru lebih kecil.
"Ingat, BI rate sudah naik yang artinya deposito sebenarnya lebih menguntungkan dibandingkan SBN," ujarnya.
(FRI)