Sebab, pasar swalayan merupakan sektor esensial dan bukan merupakan klaster pandemi. Selama 15 bulan pandemi berlangsung, penerapan protokol kesehatan yang ada di pasar swalayan maupun sektor ritel lainnya juga sudah diterapkan secara ketat.
Ketika ditanya terkait jumlah peritel yang gulung tikar, Roy menyebut angka fantastis. “Pada tahun 2020, ada sekitar 5 – 6 toko per hari yang tutup. Atau, jika ditotal jumlahnya ada sekitar 1.300 toko sepanjang tahun lalu. Per Januari hingga Mei 2021 ini, rata-rata ada 1 sampai 2 toko yang tutup per harinya,” tukas dia.
Roy memprediksi, jumlah toko ritel yang tutup akibat PPKM darurat ini akan lebih meningkat. Begitu juga untuk IPR (Indeks Penjualan Riil). Roy menyatakan bahwa angka IPR sektor retail juga alami terjun bebas.
Pada April 2021, IPR nya masih berada di angka 17,3 %. Di bulan Mei, angkanya turun drastis dengan hanya menjadi 3,2 %. Prediksinya angka itu akan lebih merosot lagi pada Juni. Bahkan, akan mencapai minus 20 % di bulan Juli.
Roy juga menyebut data seputar sektor ritel pangan yang sudah tergerus sekitar 40 – 45 %. Dia menuturkan, sektor non pangan alami penurunan lebih dalam lagi, yakni 90 – 95 %.