“Meskipun ritel pangan masih bisa berjualan saat ini, namun nilai yang dibelanjakan masyarakat juga jauh menurun, bahkan lebih dari 50 %. Ini sungguh memprihatinkan, sebab toko tidak mendapat suatu produktivitas,” ujar Roy.
Kini strategi yang dijalankannya adalah dengan melakukan efsiensi sebaik mungkin, terutama untuk listrik.
Hotel & Restoran Ikut Terdampak
Tak berbeda jauh dengan kondisi di sektor ritel, suasana hati para pengusaha hotel dan restoran juga sama gusarnya.
Ketua PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Kota Bogor, Yuno Abeta mengatakan bahwa tingkat keterisian kamar hotel di Bogor kini tak sampai 10 %. Atau kurang lebih berada di angka 8,3 %.
“Bisnis kami tertekan dan belum ada bayangan sampai kapan,” ujar pria yang juga berprofesi sebagai seorang dokter dan pebisnis ini.