Dia menyebutkan, menjeritnya produsen tempe tahu karena harga kedelai impor terus meroket. Padahal, varietas kedelai lokal disebut memiliki kandungan gizi lebih baik dibandingkan kedelai impor negara Amerika, Brazil, dan Argentina yang menguasai pasar global.
Hal itu pun, kata Aip membantah peryataan ihwal anggapan terkait produsen tempe dan tahu di Indonesia tidak menggunakan varietas lokal karena tidak cocok untuk jadi bahan baku produksi.
"Cocok, cocok sekali. Padahal kedelai lokal gizinya lebih bagus dari kedelai impor, untuk tempe, tahu. Intinya kedelai lokal lebih bagus gizinya, protein, dan lainnya dari kedelai impor," ucapnya.
Menyikapi terus naiknya harga kedelai impor, Aip menuturkan, swasembada kedelai untuk memenuhi kebutuhan produksi produsen tempe, tahu sudah jadi masalah lama yang hingga kini belum diselesaikan pemerintah.
Sejak lama pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan pihak lainnya sudah membahas masalah ini, tapi tidak kunjung terealisasi dan hanya jadi angan.