IDXChannel - Proposal perdamainan yang disodorkan manajemen PT Garuda Indonesia (PerserO) Tbk (GIAA) dinilai akan berdampak negatif banyak pihak mulai dari pemegang saham, investor hingga karyawan Garuda.
Seperti diungkapkan, Head of Investment PT Reswara Gian Investa, Kiswoyo Adi Joe. Ia menilai persoalan semua kewajiban, termasuk KIK EBA Garuda Indonesia, berdampak negatif bagi banyak pihak. Tidak hanya pemegang saham dominan dan kreditur saja, tapi investor ritel hingga karyawan.
Utang Garuda Indonesia per September 2021 mencapai USD9,75 miliar. Sedangkan pinjaman kepada bank USD967 juta dan utang lainnya dalam bentuk obligasi wajib konversi, sukuk, dan KIK EBA mencapai USD630 juta.
Pada pertemuan terakhir antara investor ritel yang difasilitasi Mandiri Manajemen Investasi, sebagai pengelola produk investasi KIK EBA, Garuda Indonesia menawarkan skema penyelesaian selama 22 tahun dengan dikonversi menjadi pinjaman jangka panjang kepada investor pemegang kontrak KIK EBA.
“Restrukturisasi skema penyelesaian atas pembayaran pokok KIK EBA yang diajukan selama 22 tahun jelas mengorbankan investor ritel, tidak hanya pemegang saham dan karyawan," ungkap Kiswoyo, Senin (23/5/2022).