Bahkan, AMMN diketahui juga bakal mulai melakukan pengembangan salah satu cadangan cebakan tambang tembaga dan emas porfiri terbesar di dunia. Lokasi tambang ini dijuluki dengan sebutan Elang yang telah dieksplorasi oleh Perseroan mulai 2020 hingga 2024 ini.
Selain itu, lokasi tambang Elang ini juga terletak 60 kilometer dari lokasi eksplorasi 'Batu Hijau' yang saat ini digarap oleh Perseroan di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menurut Ferdy, industri tembaga dan emas masih sangat menarik di masa mendatang, dengan ditopang oleh AMMN dan PTFI yang notabene memiliki cadangan besar. Ferdy menjelaskan, PTFI masih memiliki cadangan dua miliar ton bijih berupa tembaga, perak, dan emas sampai 2041 mendatang.
Sedangkan AMMN akan memulai produksi tambang Elang, setelah penambangan di lokasi Batu Hijau selesai pada 2030. Lokasi tambang Elang ini berpotensi menjadi salah satu yang terbesar di dunia.
"Jadi dua produsen besar ini sangat kompeten di bidangnya, karena modal, teknologi, dan sumber daya manusia (SDM) yang sangat mumpuni. Jadi saya tidak ragu dengan kemampuan dua produsen besar ini, sehingga masa depan industri tembaga dan emas sangat cerah," ujar Ferdy.