"Karena setiap aksi yang melibatkan buruh itu adalah tetap minta izin pengusaha. Jadi nggak pernah buruh itu kalau aksi selama ini nggak izin perusahaan. Namanya dispensasi, kalau lah nanti tidak diizinkan karena ini pagi hari maka akan ikut yang shift 2 di pabrik itu akan ikut aksi," ucap Said.
Said juga mengakui, selama PPKM level 4 ini dianjurkan untuk mengurangi kerumunan.
Selain itu, para buruh juga akan mengibarkan bendera putih yang menggambarkan bentuk menyerah menghadapi dampak pandemi. Bahkan, lanjut Said, selama pandemi buruh tetap bekerja 100 persen dan tidak mendapatkan bantuan vitamin dan obat-obatan saat isolasi.
"Para buruh sudah menyerah dengan situasi yang tingkat penularan covid sudah 10 persen (klaster buruh), angka kematian sudah semakin tinggi, vitamin dan obat bagi buruh yang isolasi mandiri tidak didapatkan dengan BPJS kesehatan," imbuhnya.
Belum lagi, ancaman PHK yang masih tinggi dan buruh harian terpaksa kehilangan penghasilan menjadi momok bagi para buruh. "Oleh karena itu, kami tidak menambah masalah, justru buruh menyuarakan. Kalau tidak ada perhatian yang terintegrasi, membiarkan pabrik beroperasi 100 persen padahal perintah koordinator PPKM level 4 Jawa-Bali adalah bekerja 50 persen atau bahasa kami bergilir,," pungkasnya. (RAMA)