Untuk investasi lintas negara cenderung mengarah ke sektor perhotelan. Bahkan, semua aktivitas investasi lintas negara di Jepang pada kuartal II-2024 masuk ke sektor tersebut.
Pada kuartal II-2024, China dan Hong Kong menjadi pasar yang didominasi oleh investor domestik, dan hampir tidak ada investasi dari luar negeri. Itu lantaran turunnya ekonomi China dan situasi geopolitik membuat investor asing mengambil pendekatan wait and see.
Singapura dengan nilai investasi USD1,9 miliar dan Australia sebesar USD5,4 miliar mencatat pertumbuhan investasi tahunan masing-masing sebesar 31 persen dan 73 persen. Di Singapura, penjualan strata mendominasi transaksi kantor, dengan penyewa dan kantor keluarga aktif mencari peluang investasi.
Namun, aktivitas investasi institusional di Singapura tetap relatif lesu karena kurangnya likuiditas pasar. Di Australia, alokasi modal untuk aset kantor dan industri mengalami rebound, didorong oleh sejumlah penjualan institusional besar, dengan volume industri mencapai level kuartalan tertinggi sejak kuartal IV-2021, dan sektor kantor pada level tertinggi sejak kuartal III-2022.
Sementara itu, Korea Selatan mencatat penurunan 5 persen pada volume investasi di semester I-2024, setelah volume investasi di kuartal II-2024 hanya mencapai USD3,5 miliar. Volume investasi di sektor perkantoran dan logistik masih terlihat lesu karena para investor mengambil sikap hati-hati meskipun jumlah properti yang terdaftar di pasar semakin meningkat.
(Febrina Ratna)