Lemahnya perekonomian, kata Sri Mulyani, disebabkan oleh situasi global yang semakin dinamis, antara lain meningkatnya tensi geopolitik di berbagai kawasan, gejolak pasar keuangan dan mulai turunnya harga komoditas andalan Indonesia.
Inflasi berada pada level 1,57 persen (yoy), jauh di bawah yang ditetapkan dalam asumsi yaitu 2,8 persen. Lonjakan harga pangan sempat terjadi di pertengahan tahun, namun kembali turun, sehingga inflasi terkendali.
Nilai tukar Rupiah secara rata-rata 2024 tercatat sebesar Rp15.847 per USD lebih tinggi dari asumsi Rp15.000 per USD.
"Nilai tukar terus tertekan karena berbagai faktor global termasuk policy Fed Fund Rate penguatan dolar capital outflow mengalami deflasi dari yang kita asumsikan Rp15.000 per dolar AS," kata dia.