“Untuk mengoptimalkan potensi ekonomi di suatu tempat, diperlukan infrastruktur yang mendukung, antara lain pasokan listrik yang memadai. Itulah yang menggerakkan kami untuk bekerjasama dengan Watala untuk pengadaan sumber energi listrik yang terbarukan, dimulai dengan Desa Tampelas yang merupakan pilot project kami untuk pengembangan kawasan ekonomi restoratif di desa-desa di sekitar KMP," ujar Rezal.
Pengadaan PLTS, menurut Rezal, juga sejalan dengan misi RMU untuk menggunakan energi bersih di beragam fasilitas yang telah tersedia, demi menjaga wilayah KMP dan sekelilingnya dari polusi yang dihasilkan dari pembangkitan fosil.
Rezal lebih lanjut memaparkan bahwa Desa Tampelas dengan jumlah penduduk 393 orang ditetapkan sebagai desa percobaan untuk program ini karena tingginya potensi yang ada di desa itu, salah satunya budidaya ikan gabus yang banyak mengandung albumin. Albumin ikan gabus dikenal sebagai zat yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, dan bisa menjadi potensi pengembangan ekonomi bagi masyarakat desa Tampelas.
“Untuk pengelolaan industri albumin, dibutuhkan pasokan listrik yang cukup dan konsisten. Dengan adanya PLTS nantinya, hal ini dapat tercukupi. Selain itu, pasokan listrik yang memadai juga akan sangat membantu pengembangan potensi perekonomian lain yang sudah ada di desa, seperti peternakan burung walet, bengkel, warung internet dan lain-lain, serta meningkatkan kualitas hidup masyakarat secara umum,” tutur Rezal.
Lebih jauh lagi, Tampelas adalah desa yang warganya memiliki kesadaran dan komitmen kuat untuk menjaga dan memulihkan hutan rawa gambut. Tempelas disebut Rezal sebagai salah satu desa yang dengan fasilitasi RMU kini mengelola hutan desa seluas 6303 hektar, melalui Hak Pengelolaan Hutan Desa (HPHD) Tampelas yang diterbitkan oleh KLHK sejak Desember 2019.